LELUCON KONYOL
Jumat, 18 November 2011
5cm #nggombal
Sore itu saya disodori satu buku oleh teman saya, Ain namanya. Dari judulnya, saya mulai menebak-nebak, “buku apa ini 5cm, ihh, jorok. Ain, punya loe panjangnya cuma segitu, 5cm doank?”
Empunya cuma ketawa, “loe baca dulu deh, ntar juga tahu, paling ketagihan,” begitu kata Ain “Singo”.
Sampai akhirnya saya menemukan segerombol begundal tengil di Kebun Raya Bogor yang menamakan diri Ranger Sahabat 5cm. Mereka ini sederhana, kebangetan kocaknya, terutama si Ida. Belum lagi Sandra, lelaki paling konyol dengan sentilan-sentilan renyahnya. Ada juga Rian, yang suaranya mirip anak SMA, cempreng kemana-kemana. “Gerombolan Si Berat yang sesungguhnya ini,” batin saya waktu itu.
Perkenalan awal yang membuat saya jatuh hati ini akhirnya memaksa saya memutar otak untuk berburu bukunya Donny Dhirgantoro ke Gramedia Pasar Baru. Tapi apa daya, ternyata stock saat itu habis, tidak tersisa, tandas. Lemas.
Akhirnya saya memutuskan pulang, mengurungkan niat membeli bukunya Mas Donny. Saya malah membeli bukunya Coelho, Brida dan Eleven Minutes.
Paginya, saya memutar otak mencari pinjeman buku ini di kantor, maklum duit di kantong juga lagi mepet. Saya tanya satu persatu, tidak ada yang punya. Tapi sepertinya saat itu saya sedang berjodoh, teman saya tiba-tiba menawarkan diri, “loe dari tadi ngapain, mo pinjem bukunya Mas Donny? gua ada noh di rumah, tapi besok ya!” pucuk dicinta buku-pun tiba. Jingkrak-jingkrak bahagia.
Sekarang sedang proses menyelesaikan membaca. Terimakasih atas welcoming party-nya di Bogor dan Monas kemarin #hahaha, ngarepdotcom
Sampai akhirnya saya menemukan segerombol begundal tengil di Kebun Raya Bogor yang menamakan diri Ranger Sahabat 5cm. Mereka ini sederhana, kebangetan kocaknya, terutama si Ida. Belum lagi Sandra, lelaki paling konyol dengan sentilan-sentilan renyahnya. Ada juga Rian, yang suaranya mirip anak SMA, cempreng kemana-kemana. “Gerombolan Si Berat yang sesungguhnya ini,” batin saya waktu itu.
Perkenalan awal yang membuat saya jatuh hati ini akhirnya memaksa saya memutar otak untuk berburu bukunya Donny Dhirgantoro ke Gramedia Pasar Baru. Tapi apa daya, ternyata stock saat itu habis, tidak tersisa, tandas. Lemas.
Akhirnya saya memutuskan pulang, mengurungkan niat membeli bukunya Mas Donny. Saya malah membeli bukunya Coelho, Brida dan Eleven Minutes.
Paginya, saya memutar otak mencari pinjeman buku ini di kantor, maklum duit di kantong juga lagi mepet. Saya tanya satu persatu, tidak ada yang punya. Tapi sepertinya saat itu saya sedang berjodoh, teman saya tiba-tiba menawarkan diri, “loe dari tadi ngapain, mo pinjem bukunya Mas Donny? gua ada noh di rumah, tapi besok ya!” pucuk dicinta buku-pun tiba. Jingkrak-jingkrak bahagia.
Sekarang sedang proses menyelesaikan membaca. Terimakasih atas welcoming party-nya di Bogor dan Monas kemarin #hahaha, ngarepdotcom
Percakapan sepasang kekasih yang telah berpacaran cukup lama n akhirnya mereka akan menikah
co: akhirnya!aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama
ce: apakah kau rela klo aku pergi?
co: tentu tidak! jangan pernah kau berpikiran seperi itu
ce: apakah kau mencintaiku?
co: tentu!selamanya akan tetap begitu!
ce: apa kau pernah selingkuh?
co: tidak!aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu
ce: maukah kau menciumku?
co: ya
ce: sayangku
sesudah 5 tahun nikah….
tinggal baca dari bawah ke atas
ce: apakah kau rela klo aku pergi?
co: tentu tidak! jangan pernah kau berpikiran seperi itu
ce: apakah kau mencintaiku?
co: tentu!selamanya akan tetap begitu!
ce: apa kau pernah selingkuh?
co: tidak!aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu
ce: maukah kau menciumku?
co: ya
ce: sayangku
sesudah 5 tahun nikah….
tinggal baca dari bawah ke atas
Sabtu, 12 November 2011
Istri Sempurna
"Saya cemas jangan-jangan istri saya sudah tidak mencintai saya lagi," keluh seorang suami pada seorang penasihat perkawinan.
"Apakah dia mulai nyuekin anda?" tanya si penasihat.
"Tidak sama sekali," jawab si suami. "Dia selalu membukakan pintu rumah buat saya sambil memberikan ciuman hangat dan membawakan minuman dingin. Baju saya selalu disetrikanya. Dia juga pinter masak, pinter menata rumah, pinter jaga anak-anak. Dia nggak pernah ngeluh kalau saya ganti channel tivi, dan dia juga nggak nolak kalau diajak berhubungan seks dengan gaya-gaya aneh."
"Kalau gitu, sebenarnya nggak ada masalah, dong?" si penasihat bertanya keheranan.
"Mungkin saya yang terlalu sensitif," jawab si suami, "tapi malam itu, ketika dia pikir saya sudah tertidur, dia berbisik di telinga saya 'kapan kamu mati, keparat?'"
"Apakah dia mulai nyuekin anda?" tanya si penasihat.
"Tidak sama sekali," jawab si suami. "Dia selalu membukakan pintu rumah buat saya sambil memberikan ciuman hangat dan membawakan minuman dingin. Baju saya selalu disetrikanya. Dia juga pinter masak, pinter menata rumah, pinter jaga anak-anak. Dia nggak pernah ngeluh kalau saya ganti channel tivi, dan dia juga nggak nolak kalau diajak berhubungan seks dengan gaya-gaya aneh."
"Kalau gitu, sebenarnya nggak ada masalah, dong?" si penasihat bertanya keheranan.
"Mungkin saya yang terlalu sensitif," jawab si suami, "tapi malam itu, ketika dia pikir saya sudah tertidur, dia berbisik di telinga saya 'kapan kamu mati, keparat?'"
Doa Sebelum Makan
Jason kecil dan keluarganya berkumpul di malam Natal dan makan malam bersama di rumah neneknya. Semua anggota keluarga sudah duduk mengelilingi meja makan.
Ketika Jason mengisi piringnya dengan makanan, dia langsung saja makan.
"Jason, jangan makan dulu ... kita semua harus berdoa bersama!"
"Nggak perlu berdoa kok, Ma," kata si Jason.
"Ohh ... kamu harus berdoa," kata ibunya. "Sebelum makan kita harus
berdoa dulu, seperti di rumah kita."
"Itu kan kalau di rumah kita," kata Jason. "Tapi sekarang ini kan kita di rumah Nenek, dan kalau Nenek yang masak udah pasti enak!"
Ketika Jason mengisi piringnya dengan makanan, dia langsung saja makan.
"Jason, jangan makan dulu ... kita semua harus berdoa bersama!"
"Nggak perlu berdoa kok, Ma," kata si Jason.
"Ohh ... kamu harus berdoa," kata ibunya. "Sebelum makan kita harus
berdoa dulu, seperti di rumah kita."
"Itu kan kalau di rumah kita," kata Jason. "Tapi sekarang ini kan kita di rumah Nenek, dan kalau Nenek yang masak udah pasti enak!"
Langganan:
Postingan (Atom)